me gustas: Ngoceh setelah Tujuh Tahun
Entry About Follow Dashboard




Contact Me

credits
Juni 24, 2019 | 0 Cloud(s)
Ngoceh setelah Tujuh Tahun

Tujuh tahun yang lalu, 2012.
Tujuh tahun yang lalu, i was in grade 5 of elementary school. Sebenernya ini lagi zamannya asik multiply-an, tapi nggak tau kenapa multiplynya ditutup, padahal aku dapet temen onlen banyak banget dan pada pindah ke blog, dan sekarang juga blog nggak serame dulu, ya. Mungkin ini juga salah satu penyebab minat baca masyarakat Indonesia itu termasuk kategori rendah.

Tujuh tahun yang lalu, ketika aku menceritakan apapun yang kualami pada hari itu ke blog ini dan hari ini nggak tau aku buka-buka lagi daaaan, ternyata oh ternyata, aku se-ngilfeelin itu HAHAHA. Aku bahkan cerita liburanku gimana, berapa nilai mid semesterku, aku lagi sebel sama siapa, aku lagi praktek masak apa di rumah, perasaan pas mau ke pondok, kegiatanku apa aja, sampe ada tutorial-tutorial seputar blog yang aku aja sekarang udah lupa-lupa. Ya Allah, rasanya tuh geli sendiri bacanya. Serius, apalagi nemu foto-foto aib beberapa tahun lalu.

Dan sekarang aku lagi ngetik tentunya di depan laptop dan ini adalah tujuh tahun selanjutnya. Ceilah. Kayaknya readers bakal mikir such i'm a melancholy person, karena aku sibuk mengenang masa lalu dan bukannya malah sibuk merancang masa depan. Nggak juga kok, karena kita berada di masa sekarang dan masa lalu tidak dapat diubah, ada baiknya kita berdamai dan berusaha lebih baik buat masa depan. Semua orang pasti punya aib, pasti punya kenangan buruk, pasti punya masa lalu yang tidak enak dikenang. Makanya ada gerakan move on yang bukan hanya untuk seseorang yang putus cinta, tapi untuk seseorang yang sedang berproses. 

Sudah dua bulan sejak wisuda angkatan, april lalu, aku semakin berpikir bahwa aku, dan teman-teman yang sudah bertahun-tahun hidup di pondok, bukannya bebas terlepas dari aturan pesantren yang mengekang, tapi saat inilah kita akan diuji seberapa tangguh pertahanan iman dan mental kita. Ketika kita memilih sendiri jalan masing-masing, tentu ada yang lurus dan ada yang bergelombang, naik turun bukit, terjal dan curam. Aku nggak tau aku ngomong apa ini, aku nulis apa ini, aku hanya berpikir bahwa dunia tidak semudah itu Ferguso. Tidak semudah kita memandang kehidupan sesosok public figure dari jendela sosial medianya saja, kita hanya melihat dari sisi enaknya saja, kita kan nggak tahu di baliknya dia sudah berjuang sekeras apa? Udah seberapa seringnya dia jatuh bangun, sampai di berhasil di titiknya sekarang?

Aku termasuk orang yang belajar dari pengalaman, termasuk pengalaman pribadi orang lain, aku suka baca biografi mereka, atau nonton video semacam draw my life, dan kujadikan sebagai reminder aja. Percaya nggak, kadang kita terlalu banyak melihat ke atas, kita ternganga, terperangah, sampai kita lupa yang dibawah, dan lupa posisi kita ada dimana. Ternyata kita hanya jalan di tempat. How tragic. Tapi ini asli, sih, reminder buat aku juga. 

Udah ada banyak kisah kesuksesan orang-orang besar di luar sana dan rata-rata mereka usahanya gede banget, mereka berjuang tuh se-strunggle itu. Sultan Alfatih berhasil menaklukkan Konstantinopel di usia muda 21 tahun bukan karena kerja keras seminggu sebelum perang, beliau mempelajari segala macam ilmu pengetahuan sejak umur masih sangat kecil bahkan balita. Pak Sandiaga Uno dulu sewaktu kecil selalu dimarahi ibunya, dijewer kalau nilainya nggak bagus. Awalnya terpaksa belajar, jadi terbiasa dan beliau selalu dapet ranking satu terus, kuliah ampe S2 cumlaude di luar negri dan menjadi salah satu pengusaha terkaya di Indonesia. Siapa sangka JK Rowling naskahnya pernah ditolak berkali-kali, diremehkan, sampai ia mengganti namanya dari Joanne Rowling, dengan inisial JK Rowling agar sama sukses dengan penulis favorit anaknya, CS Lewis?

Mungkin siapalah aku yang berani ngomong seperti ini, ngoceh kayak gini, kayak udah keren aja, nggak bukan gitu. Kan kita pengen main bareng, jadi bener bareng, sukses bareng! Hiya hiya. Sekian ngocehnya dari aku, makasih yang udah mau baca ocehan ichak yang gaje ini sampai selesai. Assalamu'alaikum!

0 Komentar:


Posting Komentar